14

дек

Potensi antioksidan dan skrining fitokimia ekstrak daun mangrove rhizophora mucronata, pilang probolinggo Article (PDF Available) October 2017 with 1,736 Reads DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.02.4. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan skrining fitokimia dan menghitung persentase peredaman DPPH oleh ekstrak etanol murbei serta menghitung kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei.

PERCOBAAN I SKRINING FITOKIMIA I. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Tujuan diadakan percobaan ini yaitu untuk mengenal cara identifikasi senyawa fitokimia dari tumbuhan.

1.2 Dasar Teori Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah serta fungsi biologinya. Tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik, senyawa kimia ini bias berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. Kebanyakan tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme. Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer. Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yakni terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin) alkaloid dan senyawa-senyawa fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009).

Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari system siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Uji sederhana, tapi sama sekali tidak sempurna untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah (Harborne, 1996). Falvonoid sering terdapat sebagai glikosida, golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzene. Efek flavonoid terhadap macam-macam organism sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional. Flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan hati (Robinson, 1995).

Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Saponin digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid yang digunakan dalam bidang kesehatan. Dua jenis saponin yang sering dikenal yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995). Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualena.

Triterpenoid dapat digolongkan menjadi triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung (Harborne, 1996). CARA PERCOBAAN 2.1 ALAT DAN BAHAN 2.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1. Gelas ukur 3. Gelas piala 4. Kertas saring 5.

Pipet tetes 9. Plat tetes 10. Tabung reaksi 11. Tisu 2.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu: 1. Amil alcohol 2. Asam asetat anhidrat 4. Asam sulfat 2N 5.

Asam sulfat pekat 6. Contoh tanaman( buah dan penutup buah permot) 7.

Acronis disk director suite portable generators. Kloroform-amoniak 0,05 N 10. Reagen Dragendorf 12. Reagen Wagner 13. Reagen Mayer 2.2 Cara Kerja 2.2.1 Identifikasi Alkaloid dengan Metode Culvenor-Fitzgerald 1. Menghaluskan ± 2 gram sampel (penutup buah permot dan buahnya). Memasukkannya dalam tabung reaksi.

Menambahkan 5 ml kloroform dan 5 ml amoniak pada tiap tabung. Memansakannya sebentar, kocok dan menyaringnya. Meneteskan 5 tetes H2SO4 2N pada masing-masing filtrat, lalu kocok. Menambahkan masing-masing tabung dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Mengamati perubahan yang terjadi. Panic prevention jamie t rares.

Metode skrining fitokimia pdf to docs

2.2.2 Identifikasi Flavonoid 1. Menghaluskan ± 1 gram sampel (penutup buah dan buah permot). Memasukkan sampel yang sudah halus pada tabung reaksi. Menambahkan 5 ml etanol, kocok, memanaskan dan kocok lagi, kemudian menyaring filtrat, 4. Menambahkan 0,2 gram Mg dan 3 tetes HCl pada masing-masing filtrat. Mengamati masing-masing perubahan warna yang terjadi.

2.2.3 Identifikasi Saponin 1. Menghaluskan sampel secukupnya. Menambahkan dengan 1 ml aquades. Mengocok larutan tersebut selama 15 menit. Mengamati apakah busa yang terbentuk bertahan lama atau tidak, kalau bertahan lama hasil uji ini yaitu positif. 2.2.4 Identifikasi Steroid dan Triterpenoid 1.

Potensi antioksidan dan skrining fitokimia ekstrak daun mangrove rhizophora mucronata, pilang probolinggo Article (PDF Available) October 2017 with 1,736 Reads DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.02.4. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan skrining fitokimia dan menghitung persentase peredaman DPPH oleh ekstrak etanol murbei serta menghitung kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei.

PERCOBAAN I SKRINING FITOKIMIA I. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Tujuan diadakan percobaan ini yaitu untuk mengenal cara identifikasi senyawa fitokimia dari tumbuhan.

1.2 Dasar Teori Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah serta fungsi biologinya. Tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik, senyawa kimia ini bias berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. Kebanyakan tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme. Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer. Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yakni terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin) alkaloid dan senyawa-senyawa fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009).

Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari system siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Uji sederhana, tapi sama sekali tidak sempurna untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah (Harborne, 1996). Falvonoid sering terdapat sebagai glikosida, golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzene. Efek flavonoid terhadap macam-macam organism sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional. Flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan hati (Robinson, 1995).

Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Saponin digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid yang digunakan dalam bidang kesehatan. Dua jenis saponin yang sering dikenal yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995). Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualena.

Triterpenoid dapat digolongkan menjadi triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung (Harborne, 1996). CARA PERCOBAAN 2.1 ALAT DAN BAHAN 2.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1. Gelas ukur 3. Gelas piala 4. Kertas saring 5.

Pipet tetes 9. Plat tetes 10. Tabung reaksi 11. Tisu 2.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu: 1. Amil alcohol 2. Asam asetat anhidrat 4. Asam sulfat 2N 5.

Asam sulfat pekat 6. Contoh tanaman( buah dan penutup buah permot) 7.

Acronis disk director suite portable generators. Kloroform-amoniak 0,05 N 10. Reagen Dragendorf 12. Reagen Wagner 13. Reagen Mayer 2.2 Cara Kerja 2.2.1 Identifikasi Alkaloid dengan Metode Culvenor-Fitzgerald 1. Menghaluskan ± 2 gram sampel (penutup buah permot dan buahnya). Memasukkannya dalam tabung reaksi.

Menambahkan 5 ml kloroform dan 5 ml amoniak pada tiap tabung. Memansakannya sebentar, kocok dan menyaringnya. Meneteskan 5 tetes H2SO4 2N pada masing-masing filtrat, lalu kocok. Menambahkan masing-masing tabung dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Mengamati perubahan yang terjadi. Panic prevention jamie t rares.

\'Metode

2.2.2 Identifikasi Flavonoid 1. Menghaluskan ± 1 gram sampel (penutup buah dan buah permot). Memasukkan sampel yang sudah halus pada tabung reaksi. Menambahkan 5 ml etanol, kocok, memanaskan dan kocok lagi, kemudian menyaring filtrat, 4. Menambahkan 0,2 gram Mg dan 3 tetes HCl pada masing-masing filtrat. Mengamati masing-masing perubahan warna yang terjadi.

2.2.3 Identifikasi Saponin 1. Menghaluskan sampel secukupnya. Menambahkan dengan 1 ml aquades. Mengocok larutan tersebut selama 15 menit. Mengamati apakah busa yang terbentuk bertahan lama atau tidak, kalau bertahan lama hasil uji ini yaitu positif. 2.2.4 Identifikasi Steroid dan Triterpenoid 1.

...'>Metode Skrining Fitokimia Pdf To Doc(14.12.2018)
  • trainroteb.netlify.comMetode Skrining Fitokimia Pdf To Doc ►
  • Potensi antioksidan dan skrining fitokimia ekstrak daun mangrove rhizophora mucronata, pilang probolinggo Article (PDF Available) October 2017 with 1,736 Reads DOI: 10.21776/ub.jfmr.2017.001.02.4. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan skrining fitokimia dan menghitung persentase peredaman DPPH oleh ekstrak etanol murbei serta menghitung kadar total fenol dan flavonoid ekstrak etanol murbei.

    PERCOBAAN I SKRINING FITOKIMIA I. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Tujuan diadakan percobaan ini yaitu untuk mengenal cara identifikasi senyawa fitokimia dari tumbuhan.

    1.2 Dasar Teori Fitokimia atau kimia tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah serta fungsi biologinya. Tumbuhan menghasilkan berbagai macam senyawa kimia organik, senyawa kimia ini bias berupa metabolit primer maupun metabolit sekunder. Kebanyakan tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder, metabolit sekunder juga dikenal sebagai hasil alamiah metabolisme. Hasil dari metabolit sekunder lebih kompleks dibandingkan dengan metabolit primer. Berdasarkan asal biosintetiknya, metabolit sekunder dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar yakni terpenoid (triterpenoid, steroid, dan saponin) alkaloid dan senyawa-senyawa fenol (flavonoid dan tanin) (Simbala, 2009).

    Alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari system siklik. Alkaloid sering kali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol, jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan. Uji sederhana, tapi sama sekali tidak sempurna untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasa pahitnya di lidah (Harborne, 1996). Falvonoid sering terdapat sebagai glikosida, golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzene. Efek flavonoid terhadap macam-macam organism sangat banyak macamnya dan dapat menjelaskan mengapa tumbuhan yang mengandung flavonoid dipakai dalam pengobatan tradisional. Flavonoid tertentu merupakan komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati gangguan hati (Robinson, 1995).

    Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Saponin digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis hormon steroid yang digunakan dalam bidang kesehatan. Dua jenis saponin yang sering dikenal yaitu glikosida triterpenoid alkohol dan glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai samping spiroketal. Kedua jenis saponin ini larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robinson, 1995). Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik yaitu skualena.

    Triterpenoid dapat digolongkan menjadi triterpena sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung (Harborne, 1996). CARA PERCOBAAN 2.1 ALAT DAN BAHAN 2.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1. Gelas ukur 3. Gelas piala 4. Kertas saring 5.

    Pipet tetes 9. Plat tetes 10. Tabung reaksi 11. Tisu 2.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum yaitu: 1. Amil alcohol 2. Asam asetat anhidrat 4. Asam sulfat 2N 5.

    Asam sulfat pekat 6. Contoh tanaman( buah dan penutup buah permot) 7.

    Acronis disk director suite portable generators. Kloroform-amoniak 0,05 N 10. Reagen Dragendorf 12. Reagen Wagner 13. Reagen Mayer 2.2 Cara Kerja 2.2.1 Identifikasi Alkaloid dengan Metode Culvenor-Fitzgerald 1. Menghaluskan ± 2 gram sampel (penutup buah permot dan buahnya). Memasukkannya dalam tabung reaksi.

    Menambahkan 5 ml kloroform dan 5 ml amoniak pada tiap tabung. Memansakannya sebentar, kocok dan menyaringnya. Meneteskan 5 tetes H2SO4 2N pada masing-masing filtrat, lalu kocok. Menambahkan masing-masing tabung dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Mengamati perubahan yang terjadi. Panic prevention jamie t rares.

    \'Metode

    2.2.2 Identifikasi Flavonoid 1. Menghaluskan ± 1 gram sampel (penutup buah dan buah permot). Memasukkan sampel yang sudah halus pada tabung reaksi. Menambahkan 5 ml etanol, kocok, memanaskan dan kocok lagi, kemudian menyaring filtrat, 4. Menambahkan 0,2 gram Mg dan 3 tetes HCl pada masing-masing filtrat. Mengamati masing-masing perubahan warna yang terjadi.

    2.2.3 Identifikasi Saponin 1. Menghaluskan sampel secukupnya. Menambahkan dengan 1 ml aquades. Mengocok larutan tersebut selama 15 menit. Mengamati apakah busa yang terbentuk bertahan lama atau tidak, kalau bertahan lama hasil uji ini yaitu positif. 2.2.4 Identifikasi Steroid dan Triterpenoid 1.

    ...'>Metode Skrining Fitokimia Pdf To Doc(14.12.2018)